Bismillahirahmanirrahim
Ya Ayuhal Nafsul Mutmainnah Irji’e Ila Rabbika Radhiyatun Mardhiyah
Fad khuli fi ibadi
Fadkhuli Jannaati
Fad khuli fi ibadi
Fadkhuli Jannaati
Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kePada Tuhanmu dengan rasa puas, dengan segala nikmat yang diberikan, lagi diredhaiNya. Masuklah ke dalam jemaah hamba-hambaKu. Masuklah ke syurgaKu.
Setiap kali membaca ayat ini hati kita pasti tersentap. Kata2 lembut dari Allah, apakah kita layak menerimanya dihujung usia nanti?
Ada tujuh nafsu yang diciptakan Allah untuk manusia. Nafsul mutmainnah, Jiwa yang tenang adalah salah satu darinya ….. hanya ada pada orang yang memilih jalan yang diredhoiNya.
Jiwa yang tenang dipenghujungnya nanti disambut Allah kembali kepangkuannya dalam keadaan yang sangat bahagia dan ditempatkan disyurga hingga kekal abadi.
Jiwa yang tenang….. yang selalu dicari manusia tetapi kita selalu tersilap jalan dalm pencarian. Kita masih seperti anak kecil perlu ditatih supaya tidak terjatuh. Yang memimpin kita bertatih adalah Yang Maha Pencipta sendiri dengan pimpinan penuh kasih sayang, kasih yang lebih besar dari kasih seorang ibu yang memimpin tangan anak kecilnya.
Adakalanya kita terjatuh juga pada masa kita melepaskan diri dari pimpinanNya, namun Dia masih bersabar menghulurkan kasihNya untuk kita. Semakin kita menghampiriNya, semakin pantas Dia menghampiri kita dan Dia meyakinkan kita dengan kata2,
“Sayang, Aku berada lebih dekat dari urat lehermu sendiri.”
Ucapan yang sangat mebahagiakan andaikan kita menghayatinya.
Disaat2 kita diganggu kekasaran insan lain, kata-kata lembut dari Yang Maha Penyayang itu menjadi penawar yang amat syahdu.
Kata-kata itu dari Al-Quran yang sering kita lupakan. Al Qur’an mukjizat terhebat hadiah dari Allah untuk ummat Muhammad saw. Kita terpilih menerima hadiah itu tetapi kita jarang menghargainya.
Anak2 kita diajar membacanya tetapi kita terlalai mengajar mereka untuk menghayati kandungannya. Berapa ramai anak remaja kita yang membuka Al-Qur’an dan membaca terjemahannya tanda ia ada keinginan untuk memahaminya…..?!!
Sehari tidak membaca facebook terasa gelisah, tetapi setahun tidak membuka Al-Qur’an anak kita tidak sedikitpun merasa bersalah. Allah sentiasa melihat kita dengan kasih sayang, tetapi kita sering lalai melihat kitabNya yang penuh pengajaran sebagai balasan terhadap kasihNya pada kita.
Al-Qur’an adalah bicara Allah. Bicara siapa yang lebih hebat untuk dihayati bagi mencari ketenangan kalau bukan bicara suci itu.
Mafhum Surah As Sajda
Dan (sungguh ngeri) sekiranya engkau melihat ketika orang-orang yang berdosa itu
menundukkan kepalanya di hadapan Tuhan mereka (dalam keadaan malu dan hina, sambil
merayu): Wahai Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar dengan sejelas-jelasnya (akan segala yang kami ingkar dulu); maka kembalikanlah kami ke dunia supaya kami mengerjakan
amal-amal yang baik, sesungguhnya kami sekarang telah yakin.
Allah Maha Adil. Jiwa yang tenang itu diberikanNya kepada setiap insan. Tetapi kerana kealpaan kita menjaga dan menyuburkannya, kita membiarkannya tertanam di bawah, ditindih kuat oleh nafsu amarah. Iblis laknatullah itu zalim. Iblis tidak mahu manusia memilikkinya lalu membantu sang nafsu agar jiwa yang tenang tidak bisa keluar menguasai diri.
Jiwa yang tenang perlu dibantu untuk bangkit kerana ia sedang menderita dihimpit nafsu perosak itu . Nafsu perosak perlu dibuang untuk memberi ruang kepada jiwa yang tenang berada di atas, di tempat yang selayaknya dia berada….dalam minda yang sihat yang sentiasa mencari ilmu penyuluh hidup.
moga2 jiwa ku tenang disana hehe :-D
ReplyDelete